Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Selasa, 28 Agustus 2012

Sarjana dan Profesionalisme


Catatan Geladi Part 2

Geladi adalah program kurikuler bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 4 sks di Institut Teknologi Telkom.

Lumajang. Kota kelahiranku ini menjadi tempat geladiku. Memang berbeda dengan teman-teman lainnya yang berkesempatan merasakan geladi di kota-kota besar, aku mendapat kesempatan geladi di kota sendiri yang bisa dibilang kota berkembang, wkwkwk

Mungkin jika geladi di tempat lain bisa menikmati suasana kota, bertemu dengan perangkat-perangkat baru nan canggih, para pegawai berpengalaman dengan segudang gelar untuk membimbing di lapangan. Tetapi alhamdulillah, apapun yang kutemui selalu ada alasan untuk bersyukur kepada-Nya.

Aku geladi disini sendiri, jadi temanku berbagi hanyalah anak-anak SMK yang sebenarnya juga tidak mengerti apa yang sedang mereka kerjakan. *jeduuuar

Yeah maklumlah mereka rata-rata kelas 1 dan 2,,, masih ababil banget khan... Serunya jadi ikutan ngerasa a be geh lagi gitu wkwk. Kadang rada kasian juga ngeliat muka-muka mereka kayak ngeliat eksploitasi bocah yang dipekerjakan. Tetapi ada yang berbeda jika melihat kerja keras mereka, jika dibandingkan kenangan SMA saya yang mungkin terlalu santai. Padahal berapa lulusan SMA yang tidak bisa kuliah sementara tuntutan di luar sudah begitu tingginya?

It's about profesionalism

Disini (tempat geladi gue) peralatan yang ada juga terkesan memang berumur. Pengadaan baru segala hal memang diperketat, bahkan saat saya geladi pernah tuh ada pengadaan MSAN baru. Dan itupun ternyata cadangan MSAN dari daerah Surabaya Selatan. Jadi bukan barang baru.

Contoh lain misalnya masalah kabel nih. Entah kabel tembaga ataupun fiber optik semua tercatat rapi. Jumlah kabel yang diminta baru oleh Pekerja Operasional Jaringan (POJ), yakni mitra Telkom masalah jaringan harus sesuai dengan kabel rusak yang mereka setorkan. Padahal ada kalanya permintaan kabel baru lebih besar daripada kabel rusak yang disetor ke kantor. Karena pencurian misalnya. Entah dijadiin kawat jemuran atau benang layangan, pencurian kabel tembaga masih sering aja terjadi.

lautan kabel di Std Tempeh Lumajang

Untunglah pegawai Telkom memahami situasi yang ada di Telkom sekarang ini, yang tidak seadidaya dahulu kala. Meskipun beda area kerjanya mereka saling kooperatif tentang peralatan seperti itu. Mereka merasa satu tubuh, jadi saling membantu dan menguatkan meski beda daerah, ngga kenal dan ngga pernah ketemu. Mereka dipertemukan oleh satu hal, yakni profesionalisme kerja. Catat ini!


Dulu pernah ngira, Telkom yang notabene sebuah BUMN yang cukup terpandang pastilah diisi oleh banyak orang-orang bergelar hebat. Namun dari geladi ini saya baru sadar, bukan gelarlah yang menjamin kehebatan, namun profesionalismelah yang menciptakannya.
Yeah tidak semua yang duduk di jajaran Telkom Lumajang memang berasal dari dunianya. Mayoritas pegawai lama hanya lulusan SMA atau SMK. Tak semua mengenal konsep jaringan, transmisi dan telekomunikasi dari dosen mereka di bangku kuliah. Bahkan dari beberapa orang yang menduduki jabatan officer 2 ke atas (hingga 4) hanya posisi Asman saja yang mengenyam bangku perkuliahan.

Ketika mendapat penjelasan tentang teoretis selama geladi pun memang terkesan sekali mereka belajar dari lapangan, bukan dari buku-buku tebal perpustakaan. Bayangkan, betapa susahnya perjuangan mereka dahulu. Padahal dengan buku dan dosen yang ada pun terkadang mahasiswa prodi telekomunikasi masih mengeluh.

Menjalani pekerjaannya, hari demi hari serasa merangkak perlahan dari bawah. Dengan segala kompetensi tentulah pengabdian itu ingin diimbangi oleh apresiasi berupa kenaikan pangkat, jabatan dan tentunya gaji. Namun seorang sarjana bisa saja melampaui mereka. Tak perlu waktu mengabdi sepanjang mereka, seorang sarjana akan lebih mudah mendapatkan promosi di Telkom, begitu diungkap beberapa karyawan yang saya ajak berbincang.

Sarjana? Yeah, semacam kita ini. Dengan gelar ini, kita sebenarnya memiliki nilai lebih. Namun nilai itu bukan dari IPK kita saja yang membuat kita bisa lebih.

Dengan gelar, kita mungkin akan dipercaya menduduki jabatan lebih tinggi dari mereka, namun bukan gelar yang menjadikan kita bisa memimpin mereka. Mengarahkan orang-orang yang lebih senior berkecimpung di dunia kerja, lebih tua, lebih kaya pengalaman dan lain sebagainya.

One of we need, is profesionalism

Ketahuilah kawan, jika semua orang di Indonesia bisa mengenyam pendidikan tinggi. Belum tentu kita hari ini ada disini.
Maka bergeraklah atau kau akan tergantikan.
Sarjana atau bukan, profesionalisme bekal kuat dalam menghadapi persaingan





Tidak ada komentar: