Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Jumat, 21 November 2014

Memilih Judul Tugas Akhir Semudah Ngegames




Yang lagi pada TA, congrats ya... Finally you've met the time when you can do your own project. Based on your own choice, your own skill, your own target.

For last years, pasti bejibun tugas dari dosen, praktikum, etc membuat kreativitas kita tertutup. So, now the time is. Define your own guys! It's yours!

Final Project is something "usual", especially when you see the numbers of "sarjana" in this country lately. Banyak! But, if you wanna see others who can't continue their study, Lebih Banyak!

Jadi ga usah lebay, tetapi ngga terlalu nyantai juga ngadepinnya. Bagus atau jelek kualitas tugas akhir kita, sebenarnya kita masih dibutuhkan di luar sana. Sekalipun diluar bidang kita lho ya...

Tapi masa sih mau merelakan Tugas Akhir sekali seumur hidup dg sekedarnya
Helloooow, perpustakaan tiap tahun kebanjiran TA-TA ga bermutu yang jadi sampah. Ga dibaca. Gajadi referensi. Kalaupun dibaca, cuma covernya aja :v Dan beberapa produk jadi pemenuh gudang dan lab-lab juga. #haishhhh


Tapiiii, kalo milih TA bermutu kadangkala siap-siap juga lho molor di waktu :))

Dan mengerjakan TA, selalu dimulai dari kegalauan memilih judul. Tetapi tenang. Santai kayak di pantai, semoga baca ini bikin kalian milih judul semudah ngegames #ngahaha
----------------------------------------------------------------
The Title Define Your Boundary


Jadi milih judul itu penting banget. Karena judul TA akan membatasi masalah yang akan kita kupas secara tajam setajam silit #ehh silet

Batasan masalah itu senjata kita, karena dosen kdg bisa aja menyerang dg pertanyaan aneh2 yg boleh jadi itu di luar topik yg kita kerjakan.

Kalau dah gitu, sepanjang apapun mereka nanya, kita cukup jawab, "Maaf Pak, pertanyaan Bapak di luar batasan yang saya kerjakan ini", sambil senyum-senyum ngeliat muka mereka kesel :D

Memilih batasan masalah jangan asal, gunakan referensi entah menyesuaikan kebutuhan dari aplikasi, atau komparasi studi kasus lainnya di proyek setipikal sebelumnya.

Tetapi bisa jadi senjata ini makan tuan guys. Misal kita udah tetapin judul, eh ternyata metode, teknik atau hal-hal yang ada di judul itu ngga sesuai hasil yang kita bikin.

Fyi, selalu mending mencegah daripada mengobati, mending hati-hati daripada ganti judul nanti. Meski memang bisa, ganti judul bikin molor waktu, wasting tenaga dls. Nah biasanya senpai ngajarin bikin judul yang tidak terlalu "khusus" sehingga bakal mengekang kita dg metode/teknik tertentu kecuali bener-bener enggak akan berubah tuh. Tetapi tetap hati-hati kalau terlalu umum, bisa jadi ada judul yang sama di luar sana.

-----------------------------------------------------------

Kalau diklasifikasi memilih judul TA bisa dilakukan menyesuaikan :
1. Kebutuhan
ini nih yang bikin TA kita gajadi sampah nantinya. Kira-kira apasih yg lgi dibutuhin? Apa yg bisa kita bikin untuk itu guys? Kalo bisa menganalisa dengan baik, latar belakang di Bab 1 kamu bakalan real dan bukan asal cuap-cuap deh.

2. Skill
TA kita dibutuhkan tetapi skill kita minim? That's the challenges :D

Banyak cara upgrade skill, dari mulai rajin cari referensi jurnal ilmiah, ikut seminar, pelatihan, workshop, belajar ama dosbing, senior, atau nongkrong di lab etc

-----------------------------------------------------------

Tips Langkah-langkah Memilih Judul TA

1. Kenali Minat dan Skill Kita

Hampir 4 tahun kuliah, pasti kita memiliki minat tertentu di sub bidang perkuliahan yang diikuti. Jika merasa mengikuti minat tidak PD dengan skill yang ada, percayalah tidak ada yang tidak bisa dipelajari, meski waktu bisa jadi taruhannya nanti. Mungkin itu akan membuat kita membaca lebih sering dari biasanya dan bingung lebih dari biasanya. wkwkkw



2. Mencari Referensi

Referensi ini sangat penting. Ini menentukan langkah pengerjaan menjadi lebih efektif. Ini juga jadi ukuran, kira-kira tercapai nggak sih level TA ini untuk kita?

Cari referensi yang valid dan proven. Tidak selalu jurnal ilmiah di internet, TA senior di perpus, atau buku-buku di lab bisa diandalkan. Pilih jurnal dari lembaga terpercaya seperti IEEE. Tidak punya akun IEEE? Gabung grup facebook https://www.facebook.com/groups/paperrequests/ untuk request ke mereka yang punya akun. Jangan lupa sampaikan permintaan dengan ramah, ucapkan terima kasih, dan doakan studi/karir mereka lancar. Orang-orang seperti mereka langka dan perlu dibudidayakan.. #upss dilestarikan ding.. hihi

Jangan berpikir dua kali untuk mencari referensi dalam bahasa inggris karena secara kualitas dan kuantitas akan lebih banyak. Kesusahan dalam memahami? Tidak semua kata harus dipahami. Cari keyword yang pas. Temukan jurnal dan pahami sebisanya. Google Translate pun tak masalah digunakan apabila vocabulary kita minim, meski secara structure jadi ancur wkwkw

3. Banyak-Banyak Diskusi Dengan Ahlinya
nyomot di mbah google

Jangan malu bertanya kepada siapa saja. Bagi yang menjadi keluarga lab beruntunglah, gunakan koneksi sebaik-baiknya. Tidak punya koneksi? Bikinlah. Main-main ke lab yang berhubungan dengan TA kita. Cari kenalan satu dua akan mempermudah, namun tetap targetkan mereka yang paling paham di bidang ini.

Anak lab sudah, lanjut ke yang lebih susah ditemui yaitu dosen. Cari tahu dosbing TA-TA setipikal dengan milik kita. Cari nomernya dan buat janji bertemu untuk diskusi. Cari tahu pendapatnya tentang judul TA kita, terlalu mudahkah atau cukup menantang? Tidak semua dosen akan cocok dengan kita, maka kenali kepribadian dosen tersebut apabila ingin menawarinya sebagai dosen pembimbing (dosbing). Biasanya dosen enggan berdiskusi TA yang terlalu mudah. Malah ada yang males/jenuh dg tipikal TA tertentu. So be patient!

Temui pakar opsi selanjutnya. Bandung itu kota besar. Ada lembaga-lembaga keilmuan seperti ITB, LIPI dls disini. Tergantung seberapa besar keingintahuan kita, maka sejauh itu kita akan melangkah. Buat janji dengan mereka diluar institusi kampus memang tidak mudah, tetapi bisa kok. Bahkan beberapa kawan lebih memilih orang luar jadi dosbing. Jangan relakan kreativitas kita terbatasi dengan SDM di internal kampus kawan. #IdeItuMahal

4. Cari Dosbing

Tidak semua dosen/pakar yang kita ajak diskusi perlu dijadikan dosbing. Pilih dosbing dengan pertimbangan spesialisasi mereka yang akan berkontribusi secara teknis, administratif atau lainnya sesuai kebutuhan. Percuma dosbing kita jenius kalau nantinya minta ttd susah, atau minta yang aneh-aneh hingga TA kita molor. Atau mudah banget ditemui untuk diskusi, namun normatif mulu masukannya. Usahakan dosbing 1 dan 2, saling melengkapi, klop. Kalau kontradiktif bisa bingung ndiri ntar kan. Yang satu minta diginikan, yang satu digitukan #ApaanSih hehehe

Biasanya dosen yang rajin riset banyak ide TA. Ada yang menawarkan judul malah. Mengerjakan TA sesuai riset jadi simbiosis mutualisme banget ama tuh dosen n kampus kan? Tetapi tidak selalu ide dari kita diterima dosen semacam ini, dan ide dosen kita bisa terima hahah. Kembali, pertimbangkan dengan matang.

5. Jangan Tertekan Dengan Dosen TA-1

Sudah tugas dosen TA-1 memberikan arahan, namun jika ingin maksimal jangan sampai tertekan mereka. Tanpa mereka boleh jadi kita terlalu bebas berkelana mencari ide, bergalau ria memutuskan ide yang mana jadi judul TA, atau malah malas mengerjakan TA. Tekanan dosen kadang membuat kita kurang matang memilih judul, atau justru seenaknya. Padahal jika TA itu tidak bisa kita kerjakan selanjutnya akan menjadi masalah kita, bukan beliau.

-----------------------------------------------------------
Tugas Akhir Terbaik Adalah yang Bisa Menghantarkan Kita Lulus Sidang


Foto temen nyomot di FB. 


Tak peduli bagaimana kualitas TA kita, apapun yang menghantarkan kita lulus sidang, be proud of it. It's your masterpiece, your best wonderful work. *at least till that time wkwk

Seperti games, ketika tamat ya sudah. Tak peduli berapa score yang kita cetak. Menamatkannya adalah kepuasan tersendiri

TA luar biasa yang tak pernah selesai tidak akan berguna untuk kita, karena kita dinilai berdasarkan apa yang sudah kita lakukan, bukan yang bisa kita lakukan.

You've come this far, so brace yourself. So, selamat bercinTA............




Sabtu, 24 Mei 2014

Aktif Memilih, Memilih Aktif

Tahun pertama, semua tampak sama. Dengan mata berbinar mengangkasa, segenggam mimpi di hati terpupuk indah. Semuanya menunggu momen yang sudah diharapkan tuk segera tiba.

Apa yang diharapkan mahasiswa di tahun pertamanya? 

Aku salah seorang yang mendambakan pengalaman. Dan salah satu pintu mendapatkannya ialah berkecimpung di dunia organisasi atau kepanitiaan yang beraneka ragam.

Namun memilih organisasi bukan semudah memilih makanan apa yang akan kau makan esok hari. Ada pertimbangan. Karena organisasi bukan sekadar jabatan, ataupun kekuasaan. Itu adalah sesuatu yang perlu dipertanggungjawabkan. :)

Memilih organisasi berdasarkan hobi nampaknya patut dicoba. Walau menemukan hobi itu sendiri sebenarnya memerlukan sebuah proses tersendiri.

Organisasi adalah tempat dimana kita akan mengabdi. Bukan sehari-dua hari. Bisa satu semester lebih. Sementara, dengan aktivitas kuliah yang masih tak terduga tampaknya harus diperhitungkan ke depannya juga. Maka dari itu aku memilihnya hati-hati.

Dari mulai profil organisasi, bidangnya dan apa manfaatnya harus benar-benar dicermati. Tercatat aku bahkan pernah ikut tahap rekruitasi tapi menghilang ketika pelantikan hanya karena satu hal.

Hati.

Ia jatuh cinta pada organisasi lain. Dimana ia bisa melakukan sesuatu disana yang tidak dilakukan di tempat lain. Dimana dia bisa menemukan di tempat lain, juga ada tak beda dan tak lain.

:)
----------------------------------------------------------------------------

"Wah anak ** ya?", seloroh seorang senior saat it
"Loh kak kok tau?"
"Iya, biasanya yang malam minggu nongkrong tilawah bareng di MSU ya anak **.
"Oh ya gitu? Insha Allah. Saya masih tahap magang kok. ", jawabku sembari melayangkan senyum malu.

Aku merasa seakan sedikit lebih sholeh  akhir-akhir ini. Bayangkan di saat semua maba menikmati malam minggu di kostnya, malam mingguku berubah tempat mulai saat itu.

MSU? Ya masjid kampusku ini menjadi tempat bermalam minggu rutin organisasi pertamaku di tiap pekannya. Malam minggu diisi dengan tilawah, mengulang hafalan quran dan berdiskusi beraneka rupa. Lepas rehat, sambung lagi dengan qiyaamul lail dengan diimaami senior-senior yang bacaan dan hafalannya luar biasa.

Rutin? Ya, itu sudah budayanya katanya. Bahkan anak-anak LDK sebelah seringkali ikut serta, dan anak-anak ** lah yang menjadi tempat setoran hafalan biasanya.

Jumlah pengurusnya tidak banyak. Bukan karena tidak ingin banyak, namun tidak perlu banyak. Itu membuatnya seakan orang-orang terpilih. Walau sebenarnya mereka adalah sekumpulan orang yang "memilih dirinya".

Terkesima, aku pun mulai mantap berada disana. Apalagi berada di organisasi keislaman memang menjadi keinginanku.

-------------------------------------------------------------------------------------------
"Kuliah mahal-mahal di Telk** rugi kalau ngga ikut lab", kata temanku. Aku setuju. Jika hanya organisasi atau kepanitiaan yang di tempat lain ada, apa bedanya?

Aku pun sejak tahun pertama melanglangbuana berharap bisa mengikuti lab-lab yang ada. Pilihannya banyak, ada studi grup, riset grup hingga menjadi asisten lab. Namun pilihan tentang lab bukan hanya tentang hobi saja, juga tentang tugas akhir. Yang katanya bisa bikin senior ketar ketir. Ngeri nggak tuh?

Transmisi, Jaringan atau Sinyal?

Tiga pilihan itu menjadi jejak awal mahasiswa di jurusanku menapakkan langkah di tahun keduanya.
Namun akhirnya aku jatuh cinta pada suatu lab bukan karena ketiganya :)

"Terima kasih ya", senior itu menyalamiku ketika hendak pulang.
"Makasih buat apa nih mas?", tanyaku bingung.
"Makasih udah mampir", jawabnya sambil tersenyum. Ternyata bukan dia saja, senior-senior lainnya menampakkan tingkah laku yang sama. Entah apa ini namanya, tapi aku suka.

Dan lab itu seakan jadi rumah kedua. Bukan hanya tempat belajar dan berdiskusi, namun juga bercanda, berbagi, bahkan menginap dan mandi pun disana. Benar kata dosenku, rumah itu ada bukan karena sekadar bangunan yang berdiri megah, namun karena orang-orang yang ada di dalamnya.

:)
Sweet.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

not the gun, but the man behind the gun

kata-kata itu sering diucapkan teman-teman sekelasku dulu dalam candaannya. Entah tentang apa mereka berbicara. Tapi aku suka.
------------------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa tahun berlalu dan aku tetap setia di organisasi itu. Memang ada kalanya ingin berpindah ke lain hati, namun kenangan akan senior-senior yang berharap bisa melanjutkan mereka selalu saja membuatku bertahan.

Suatu kebanggaan pernah satu tim dengan mereka. Orang-orang hebat, dengan budaya hebat demi impian yng juga hebat. Memang tak selalu segala sesuatu berjalan mulus. Adany proker yang tak berjalan, pengurus yang ilang ilangan atau apapun itu, aku anggap saja penghias kehidupan.

Bagiku tetap, suatu kebanggaan pernah satu tim dengan mereka. Dan suatu kebanggaan tersendiri pula bisa melanjutkan impian mereka. Walau raga mereka tak selalu menemani, tapi doa mereka selalu menyertai. Indah bukan kawan?

Hingga saatnya tiba, aku menjadi ketua. Posisi yang bahkan tak pernah aku pernah bayangkan sebelum ini. Tahukah engkau kawan, ternyata mempertahankan sebuah budaya tak kalah susah dengan membangunnya dari awal. Susah mengumpulkan anggota untuk mabit di akhir pekan? Oke, ganti jadi per 2 pekan. Hingga akhirnya per bulan, dan hanya dihitung jari terlaksana. Dan di semester berikutnya, itu hanya jadi cerita lama.

Bagaimana dengan proker lainnya? Tak begitu buruk. Dan memang tantangan setiap zaman berbeda. Apapun yang terjadi kini Allah tlah mengambil amanah itu. Dan aku merasa sangat bersyukur pernah dipercaya mengembannya.

Aku baru sadar. It's not the gun, but the man behind the gun.


-------------------------------------------------------------------------------------------------

Senior-senior kebanyakan telah lulus. Cerita sukses mereka seakan membuat diri ini ingin sesegera mengikuti jejaknya. Lab kami pindah. Bukan di depan LC dengan bangunan unik berbentuk segi delapan sebagaimana sebelumnya. Dan budaya itu juga perlahan berubah. Tidak ada lagi acara shubuh berjamaah selepas menginap bersama. Atau jabat tangan sederhana setiap kali meninggalkan tempat. Dan lain sebagainya.

Aku merasa menjadi salah satu penyebab kesalahan itu. Seperti di organisasi sebelumnya, it's the man behind the gun.

Siapa sangka, senior yang selalu ramah, bercanda, menyapa dan menghargai juniornya itu sudah dari sononya begitu saja? Tidak. Mereka pun berproses. Dan itu yang aku lupa.

Mungkin aku terlalu sibuk dengan masalahku, agendaku, dan apalah yang berbau tentang "aku". Dan ketika sadar, demikian pula sekitarku.

Tidak semua orang dasarnya ingin tahu masalah orang lain. Ada yang pendiam. Ada yang memang tak acuh. Tetapi jika memang tidak ada keinginan, bagaimana bisa berlabuh sebuah kuatnya ikatan, yang bukan hanya tentang amanah dan jabatan. Ini tentang..................................................

-------------------------------------------------------------------------------------------------

not the gun, but the man behind the gun


memilih yang baik memang hak kita. Namun menjaga kebaikan itu tetap ada dan terjaga, siapa lagi selain kita?

Bukan hanya karena organisasi ini baik, kita akan jadi baik. Tetapi juga perlu orang-orang baik agar organisasi ini tetap berjalan baik.

Maka jika dulu aktif memilih, pantaskah kita enggan memilih aktif? 

:)

Siapapun kalian yang membacanya, semoga bermanfaat


Raffa Muhammad 
@sky_sparker









Rabu, 14 Mei 2014

Hanya Nila Setitik

Sejatinya kita adalah penghuni surga. Karena Adam dan Hawa "hanya" memetik buah quldi, nyatanya hukumannya dibuang ke dunia. Sekalipun sebenarnya Adam cukup bertaqwa. Ketika disuruh bersujud kepada-Nya, ia tunduk dan patuh.

Melihat sisi "hanya" seolah nila setitik. Namun secara kontekstual dengan segala sesuatu karunia yang diberikan-Nya, kesalahan itu bisa jadi besar. Apalagi larangan itu langsung dari Sang Maha Kuasa.

------------------------------------------------------------

Sebenarnya, TA kali ini sudah melebihi 50% progres. Nilai return loss sudah didapatkan dengan bandwitdth yang mumpuni. Axial Ratio juga sudah dicapai meski nilai bandwidth masih menyisakan setengah perjalanan tuk diraih.

Semua ini berubah karena nila setitik. Ada teman memberi tahu nilai epsilon R di percetakan 4,3. Otomatis diubahlah 0,1 mengikuti itu. Dan hasil simulasi berubah semua. Meski RL sedikit geser tapi AR hancur lebur. Opps, padahal mendapatkannya perlu simulasi bejibun.

Mungkin malam-malam kemarin masih kurang barokah

#SemangatSidang2014
#KarenaNilaSetitikJanganRusakSemangatKita

Sabtu, 10 Mei 2014

Memulai Berhenti, Berhenti Memulai

Ada banyak alasan untuk memulai. Dari dalam diri utamanya. Membuatnya berarti, sekalipun tak sengaja diantara keinginan yang ada. Konon ianya akan berjumpa dengan waktu yang kian menghimpit, tubuh yang sakit, atau ghirah yang kian menyempit. Entah sekarang ataupun nanti, perjumpaan itu takkan berarti jika sebelumnya sudah bisa meraihnya, tapi....

Memulai berhenti dengan alasan yang tak pernah diduga sebelumnya pun tak bisa dipungkiri. Itu sebuah pilihan jernih. Sekalipun ternyata muaranya kian tak jelas setelahnya. Dan mengapa harus berhenti ketika terlanjur memulai? Rugi!

Lebih memilih berhenti sebelum memulai. Jika itu terjadi pada sosok yang ada di depan cerminmu, bolehlah kau menegurnya dengan sendu. Ingatkan sejenak tentang hari-hari menggebu ketika awal dulu. Kau genggam tangannya seraya berkata kepada langit tentang sebuah masa, ketika kau akan menjadi ini dan itu, dan melihat simpul senyumnya membuatmu merindunya.

Selesaikan yang telah dimulai, karena...








Senin, 14 April 2014

I Want to be Involved

Malam yang penuh hal luar biasa. Melihat prestasi, pencapaian atau planning yang pasti bukan sekedarnya. Namun melihatnya dan hanya jadi "amazed" apa gunanya? Setiap hari juga sama.

I Want to be Involved

Suatu ketika aku pernah bercerita kepada seorang teman pena yang sudah kuanggap kakakku sendiri walau tak pernah berjumpa di dunia nyata. "Kak, kenapa sih rumput tetangga selalu tampak lebih hijau?"

Beliau beberapa tahun di atasku. Pernah mengemban amanah pula di LDK Al Hurriyah IPB. Kebetulan aku melihat kegemilangan Gamais ITB membuat acara Ramadhan dengan panitia yang hanya "anak baru", sementara saat itu aku di tahun ketiga belum bisa maksimal dalam mengemban amanah yang ada.

"Sebenarnya bukan rumput tetangga yang lebih hijau. Tapi kamu hanya melihat hasil akhir kerja mereka, tanpa melihat bagaimana mereka mencapainya", kata kakak itu. Aku mengangguk setuju walau ia pun takkan pernah melihatnya.

I Want to be Involved
Memang, jemu rasanya hanya menjadi penonton lama-lama. Padahal waktu ini sangat berharga.

Malam ini aku melihat kemenangan Timas U-19 atas UEA U-19. Entah mengapa ikut senang. Tapi apakah pantas ikut menikmati kemenangan tanpa mengikuti perjuangan?

Pun ketika melihat sebuah komunitas yang digawangi teman seangkatan. Arisan Sepeda katanya. Keren. Hmm,

Melihat video gokil SkinnyIndonesian24 yang makin tenar dan membuktikan bahwa selera humor dibalut dengan cerdas bisa "menghasilkan".

Sebenarnya pilihan menjadi tokoh utama selalu ada. Hanya saja, terkadang mentalitas pasifis terhadap apa yang kita kerjakanlah.... Atau aku sendiri masih terlalu mengikuti arus yang ada tanpa menciptakan satupun gerakan tuk membawaku ke samudera yang kudamba?

Malam ini tak jadi lagi simulasi TA. Sorry blog ini makin lama makin seperti diary :3 Tak seperti dulu banyak cerita inspirasi.

Kuakhiri cerita malam ini, dengan harapan bisa membuat video OST Clannad The Place Where Wishes Come True  seperti The Ishter di videonya berikut. 
Bercerita tentang tempat-tempat ketika mimpi-mimpi ini tercapai nantinya. 






I want to be Involved, 

Wanna feel the greatness when the dream have been reach,

my own dream
Not just join the happiness of other people dream

Anymore!!!







Sabtu, 12 April 2014

Know To Much

Terkadang mengetahui apa yang tidak seharusnya itu tidak menyenangkan. Menduga apa yang seharusnya mengagetkan pun membosankan. Apalagi tidak ada resolusinya.

You may know too much, but make them boost you to be better.

Jumat, 11 April 2014

Irreplaceable


                                 Maybe it's just me, Couldn't you believe


                   That everything I said and did, wasn't just deceiving

And the tear in your eye, and your calm hard face

Makes me wish that I was never brought into this place
(Secondhand Serenade - Maybe)


Detik-detik terus berjalan seiring atmosfer kota perjuangan yang tlah terbiasa kurasakan. Perlahan, jalanan yang dulu terasa asing kini terasa ramah sekalipun tetap bising. Jika kau menyebutnya rumah, mungkin kinilah saatnya mengingatnya kembali hanya sebagai tempat singgah. Tempat sementara mengumpulkan kenangan, sebelum melangkah melanjutkan mimpi-mimpi lama yang dicanangkan.

Sebelumnya jika kau bertanya tentang hari esok, aku lebih ketakutan kehilangan yang tlah ada dan memikirkan esok di hari lusa saja. Karena ketika kau berpikir dipertemukan dengannya adalah yang terindah, maka pantaslah ketika malas itu ada, dan mimpi-mimpi lama kian terasa usang dimakan usia.

And I'm here to sing
About the things that mattered
About the things that made us feel alive for oh so long 
About the things that kept you on my side when I was wrong
(Secondhand Serenade - Maybe) 

Ketika hari-hari itu indah, bukan berarti episode kita berhenti disini saja. Karena tak ada kejelasan kapan season kita berakhir kapan dan bagaimana, maka kembali mengingat setiap kecil bagiannya anugrah. Maka menikmati setiap momennya ialah bentuk syukur kepada sang pencipta.

Tentang cinta yang tlah dikarantina oleh rasa, berbalut waktu nan lautan perjalanan yang tlah kita lalui bersama, apa adanya sajalah.

Irreplaceable, perjalanan ini tak akan pernah tergantikan.





Senin, 17 Februari 2014

Bergerak dan Menggerakkan : Puncak Kemenangan


Kemarin sempat ditanya "Puncak Kemenangan Organisasi menurutmu?" Namun karena mempersilahkan teman lainnya *itsar #halah #GaDitunjukKok daripada ide ini menguap saya tuliskan disini hehe
Jika ditanya puncak kemenangan yang diharapkan, mungkin pencapaian-pencapaian angan pribadi para pengurusnya biasa dikedepankan. Misal "Aku ingin organisasi ini bisa ini, bisa itu, bisa bla bla bla"

Namun pengalaman selama beberapa kesempatan mengurus organisasi yang setipikal membuat saya berpikir berbeda. Angan kita terkadang tak cukup sampai menjangkau semua hal yang sejatinya bisa dijadikan ladang. Tidak cukup? Ya! Seiring masalah yang bertambah, maka solusi yang dibutuhkan tak sedikit jua.

Tahukah kita, ketergerakan para penggerak adalah hal yang lumrah, normal dan biasa, namun ketergerakan orang-orang di sekitarnya untuk berperan serta itulah yang luar biasa.

Jika evaluasi masih bisa sekadar "bagaimana program kita", "bagaimana peran pengurus kita di dalamnya", dls itu masih biasa. Beranikah membuat evaluasi, "bagaimana respon orang terhadapnya?" itu yang tidak biasa.



Harus bisa sadar dan menyadarkan, bahwa semuanya bisa berperan dan seharusnya berperan.

Bahwa solusi juga ada di tiap-tiap pribadi. Bukan hanya di tangan para pengemban amanah yang biasa dituntut sana sini.

Namun terkadang, egoisme pribadi organisator bisa menutup peluang. "Bahwa kami yang harus melakukan, bukan kalian orang-orang luar"

Dan juga sikap tak acuh lingkungan, "Ah kan sudah ada mereka, biar mereka yang lakukan"

Karena ketergerakan yang menggerakkan bukan hanya bermodal janji, namun solusi.

Karena ketergerakan yang menggerakkan bukan sekadar menginspirasi, namun menghimpun aspirasi dan mengarahkannya agar tak mati ditelan ambisi.

Tengoklah fanspage Ridwal Kamil. Contoh Sederhana Gerakan yang Menggerakkan bukan hanya sekadar Bergerak.

Dan kalau mau tahu di kampus kita, main-main ke lab antena #haha #nopromotion

Lahirnya berbagai peranakan riset itu mayoritas bukan hanya sekadar pergerakan biasa. Pergerakan yang menggerekkan kalau menyimak ceritanya dari senior lab. Walau akhirnya nama antena tidak selalu terbawa, namun Allah pasti mengetahuinya :)

 #SemogaIstiqomah

#NoRiskNoGain



Rabu, 29 Januari 2014

Sebait Warisan

Cukup lama rasanya bagi yang menunggu,
Dan terlampau cepat bagi yang hari-harinya penuh.
Akhirnya hari-hari itu kan segera berlalu,
dan kini kan hanya jadi memori masa lalu,

Kami hanya wariskan deretan kisah dibalik kata
tak ingat seberapa keringat kami bercucuran karenanya
atau emosi ini naik turun dibuatnya

Kami hanya tinggalkan ribuan mimpi dibalik cerita
tak ingat betapa sakit ketika tak bisa sesuai rencana
atau harus kehilangan teman dalam perjalanannya



Memilihnya Bermula

Ada cinta yang berpangkal pada Allah, namun berujung pada yang lain. Adapula cinta yang berpangkal pada yang lain, namun Allah takdirkan untuk berujung pada-Nya. Maka kami mengharap  cinta yang berpangkal kepada Allah, yang dengannya Allah menghendaki ia berujung pada-Nya. Awal yang baik, dan berakhir dengan baik pula.

*dari sebuah video