Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Selasa, 12 Maret 2013

Memori Shubuh

Serial Inspirasi Ikhwah Tangguh



Ikhwah tangguh? Mencari tahu tentangnya bisa dimulai dari apa yang dilakukannya di kala shubuh. Mengapa? Karena banyak peristiwa besar yang justru terjadi di sekitar shubuh.

Al Fatih, ia beserta pasukannya berhasil membuat banyak pihak tercengang karena dapat merebut Konstantinopel, kota dengan banyak benteng dan pertahanan yang kuat. Dan itu terjadi di kala shubuh. Saat musuh sedang terlelap dalam hangatnya selimut dan nikmatnya kasur empuk.


Rasul SAW bersabda: "Konstatinopel akan ditaklukan. Dan sebaik-baik pemimpin ialah pemimpin pasukan itu dan sebaik-baik Pasukan ialah pasukan itu" (HR Ahmad).
-------------------------------------------------------------

Kampus putih biru. Sebutan itu melekat dari seragam yang diwajibkan kami kenakan sebagai mahasiswa. Shubuh disini memang cukup dingin adanya. Aku sekian diantara ratusan bahkan yang mungkin masih sering terlelap ketika melewatinya. Namun, kali ini aku akan menceritakan tentangnya. Sosok yang Insha Allah memiliki kebiasaan yang patut diteladani.

Sebut saja Ahmad. Di pagi ini, aku melihatnya di masjid kampus melaksanakan shalat shubuh berjamaah. "Wah dia khan sudah lulus. Masih rajin sholat shubuh berjamaah", gumamku kagum.

Seketika memori ini kembali kepada momen dimana aku selalu melihatnya disini. Ketahuilah kawan, Ahmad telah lulus sebenarnya. Istimewa. 3,5 tahun dengan IPK yang "wah".

Namun di balik prestasi akademiknya, ia juga aktivis yang tidak biasa. Sosok yang tegas, ambisius dan sangat total jika dilihat dari kesungguhannya mengemban amanah sebagai aktivis dakwah. 


Terkadang membagi waktu menjadi kendala aktivis dakwah, hingga kuliah seakan terpaksa menjadi nomer dua. Namun Ahmad berbeda. Ia bisa. Dan ia bukti nyata. Boleh jadi kegiatan kuliah 3,5 tahun dengan dakwah akan menyita tenaga, dan waktunya. Namun nyatanya bahkan subuh ia masih rajin berjamaah.




Lalu bagaimana dengan kita?

Kuliah boleh jadi keteteran karena alasan amanah. Dan amanah terkadang tergadaikan karena masalah kuliah. Shalat jamaah? Jangan ditanya. Fisik ini terlampau lelah. Kantuk ini terlampau menyiksa.

STOP !

Salah satu kunci dari permasalahan klasik kita adalah manajemen waktu.

Padahal Allah telah membantu kita dengan mewajibkan shalat di lima waktu tuk senantiasa mengingatkan kita akan waktu yang berlalu.

Ahmad bisa melakukannya. Ia disiplin, dan mungkin juga susah di awalnya. Namun lihat buahnya di akhir kisah, manis bukan?

Susah?

Terlaaaaluuuu...

Bahkan belum berniat -) bertekad -) mencoba -) malah menganggapnya susah.

Melaksanakan apapun jika didasari karena Allah pasti selalu ada jalannya. Semua tersinergikan. Ibadah, dakwah maupun kuliah.

Ayo perbaiki subuh kita. Isi memori subuh ini dengan hal yang berguna. Belajar, mengulang kuliah, tilawah dan tentunya shubuh berjamaah.

Dimulai dari mengamalkan Sunnah, :
1. Berwudhu dan shalat witir sebelum tidur
2. Berdoa di sebelum dan sesudah tidur.
3. Langsung tidur daripada memperbanyak bincang malam kurang bermanfaat
4. Menjauhi begadang



“Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka, jangan coba-coba membuat Allah membuktikan jaminanNya.” (HR Muslim).



Ahmad ; Bukan tentang siapa sosoknya, namun tentang bagaimana meneladaninya
------------------------------------------------------------------------------------------------------



Kutulis untukku di masa yang akan datang, dan yang akan sekarang mencoba tuk belajar dan terus belajar  Juga untukmu kawan, yang ingin memperbaiki shubuhnya.

Memori Subuh

Tatkala mentari masih malu tuk bercahaya
Kau pinta kami sambutnya dengan ibadah
Kokok ayam menemaninya
Beserta azan subuh yang Kau jadikan lebih nyaring daripada biasanya

Duhai Robbi

Pemilik jiwa dan hati ini yang rapuh
Izinkan hamba-Mu ini memperbaiki waktu subuh
Agar kami teladani para pejuang di jalan-Mu
Sesuai sunnah Rasul-Mu





Jumat, 08 Maret 2013

Mengapa Bertahan

Temanku Faiz. Ia menceritakannya padaku suatu hari. Tetapi, aku baru sempat menuliskannya saat ini. Cerita tentang suka dukanya bersama-bersama teman yang luar biasa. Al Ikhlas namanya.

'Sesunggguhnya manusia takkan bisa, menikmati surga tanpa ikhlas di hatinya", by Ungu

Ketika orang banyak bertanya mengapa Faiz memilih bertahan disana, Faiz hanya bisa acapkali bilang bahwa ia lebih nakal dari mereka ketika dahulu kecil. Sok tahu mungkin. Namun nyatanya Faiz memang nakal. Hyperaktif parah. Susah diberitahu, sering berlarian tak tentu, dan berbagai kenakalan seakan benalu.

Namun, lihatlah ia Alhamdulillah masih hidup sampai sekarang. Tumbuh dan berkembang. Jika tanpa buah kesabaran kedua orang tua dan keluarga bagaimana itu bisa terlaksana? Tentunya orang tua kalian juga tak mengangumkan khan kawan :)

Tengoklah kisah kekerasan terhadap anak yang sedang marak, sering dipicu ketidaksabaran akan malaikat kecil yang berulah ketika awal melihat dunia. Naudzubillah. Allah saja memberikan Faiz waktu untuk berbenah, bagaimana manusia itu seakan menentukan takdir usia anak-anak mereka? Faiz hanya hanya terdiam jutaan bahasa. Ia melanjutkan ceritanya.



Hal lain yang membuatnya bertahan, adalah disini adalah tempat pertama baginya. Tempat pertama dimana Faiz merasa bermanfaat dan berguna. Di SMA Faiz hanya pengangguran, cupu dan kurang kerjaan, mengkhawatirkan keluarga. Hingga keluarga tahu Faiz membantu di TPA, Faiz merasa sudah sedikit membanggakan mereka. Walau hanya sedikit namun bisa berguna sudah sedikit meringankan kekhawatiran yang ada. Akan kehidupan kota, Bandung yang penuh aliran sesat (saat itu), dan jarak dengan keluarga yang cukup jauh adanya.

Sementara kepanitiaan dan organisasi ketika itu belum tahu apa-apa. Adik-adik kecil membuatnya mengerti, bahwa ada hal yang bisa ia lakukan. Mungkin tidak besar. Hanya berbagi, dan semua orang sebenarnya bisa melakukannya setiap hari. Namun tak semua orang mau dan mengerti, bahwa suatu hari, malaikat-malaikat kecil itu akan menjadi pemimpin di negeri ini. Ketika kita tlah yang ada sebelumnya tak berdaya bak sekapur sirih, termakan usia dan zaman yang ada.

"Menjadi berguna, adalah hal yang menjadikan alasan keberadaanmu disana", tulisnya suatu hari dalam benaknya.

Hal lainnya yang membuatnya tetap bertahan, ialah keberadaan kekuatan yang saling menguat dan menguatkan.

“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfaal : 63)

Ketika selentingan beredar, anak-anak Gang Demang nakal dan kurang arahan memang Faiz tak kuasa membantah. Beberapa pengajar perlahan menghilang karena tak tahan malah. Untung teman-teman yang tersisa selalu menguatkannya.



Namun, ada yang pergi, ada juga yang datang kembali. Juga ada yang baru menyambung dan terus menyambung tali perjuangan ini. Azmy, Andy, Iqbal, Syarif, Gujay, Diana, Ratih, Achi dan Muthi.

Faiz enggan menyesali kepergian teman-teman sebelumnya. Terlepas kesalahan ia karena tidak mampu mengendalikan keadaan, atau membagi semangat kebersamaan. Karena setiap detik bersama adik-adik adalah berharga, ketahuilah. Mungkin ia dan teman-teman belum bisa membuat yang malas jadi rajin, yang nakal jadi baik, dan yang bermasalah jadi berprestasi. Namun detik-detik berharga mengarungi kebaikan, tentunya pasti ikut berperan dalam mencegah detik-detik itu digunakan untuk mengetahui keburukan. Tidak ada yang sia-sia, pastinya.

"Anak-anak itu bukannya nakal, namun lingkungan yang membuatnya demikian", kata Revi dengan lantang suatu hari di syuro pagi. Hal yang sama diucapkan Anna, Riri, Wilda, dan kawan-kawan lainnya. Seiya sekata. Mereka bertahan, hingga 2013 tlah tiga tahun lamanya.

Menguatkan.
Hal yang membuat Faiz akhirnya berkata berani kapada Aldrin ketika ia mengucapkan salam perpisahan, "Bagiku, TPA ini ladang yang Allah berikan padaku. Mau subur atau layu, jika Allah berikan yang ini ya sudah. Mungkin lain ladang lain hasilnya. Namun Allah selalu melihat proses khan, bukan hasil".

Faiz hanya berusaha berbaik sangka kepada teman-teman yang sudah memutuskan tidak lagi untuk bersama lainnya. Kenapa? Karena selalu ada pertolongan dari Allah tentunya. Pasti!

Tentu ada yang memilih pergi, namun Allah selalu berikan pengganti.
Ia memang tak pernah berhenti meski Faiz dan teman-teman terkadang terlibat masalah klasik konsistensi.
Selalu ada saja jalan-Nya. Rahmi, Dayyah, Hamzah, Faqih, Ummi, Dodik, Omi, Halim, Desri, Elis, Ayu, Alan dkk lainnya. Mereka melanjutkan tali perjuangan selanjutnya.

Kekuatan
Entah mengapa, berjuang di jalan ini serasa istimewa. Bertemu dengan kawan-kawan yang sedari awal berniat menyumbangkan tenaganya, waktunya, dan apapun yang dimilikinya untuk mereka yang belum mereka kenal. Demi siapa? Bukan tetangga, bukan saudara, bukan kerabat pula.

Lillahi ta'ala.


 “Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung”. [Ali Imran:104].
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. [Ali Imran:110].


Ps :

Dear kakak-kakak pengajar

Maaf bila sering membuat emosi, dan sakit hati. 
Kami memang nakal. 
Berbuat ulah, membuat marah. 
Kakak disalahkan, kakak malu, kakak lelah. 
Demikian memang adanya kami. 
Kami masih belajar. 
Ingin rasanya menjadi manis dan cantik dengan hijabnya ala kakak perempuan. 
Juga menjadi tegas dan berani seperti kakak laki-laki. 

Suatu saat kak, tunggu saatnya kami menjadi seperti kalian





Jangan tinggalkan kami ya kak

Sekalipun tak lagi disini mengaji bersama kami, 

Temani kami dengan doamu kak
Agar kami cepat besar dan rajin belajar

Kaka juga disana
Dimanapun berada
Semoga Allah terus selalu sayang sama kakak
Karena kakak selalu sayang bagaimanapun adanya kami
Pasti Allah juga sayang kepada kami.



Terima kasih ya atas semuanya kak

Jangan berhenti menebar kebaikan seperti yang kakak lakuka terhadap kami

mewakili adik-adik.
Faiz menuliskannya

Terima kasih semuanya
Tiga tahun takkan terlupa
Rapuh memang diri ini
Namun kalian selalu ada tegak menyemangati
Mari lanjutkan kaki-kaki ini
Melangkah, membuat perubahan
Dimanapun Allah gariskan

Terakhir, nyontek status Muthi malam ini

karena kita takkan pernah tau sampai kapan kita terus bersama. untuk itu kukatakan, uhibbukumfillah :)