Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Kamis, 17 Mei 2012

Sajak Sajak Kematian

Waktu berjalan begitu cepat. Hingga tak terasa satu persatu orang yang ku kenal dekat, telah pergi kepada-Nya tuk menghadap. Yeah, terlalu cepat. Bahkan terkadang waktunya terasa tak adil, ingin sekali menemani mereka satu persatu ketika di detik-detik terakhir. Tetapi apa daya? Takdir.


Tentang kematian, aku mungkin masih beruntung. Jauh lebih beruntung daripada Nabi Muhammad yang tidak pernah bisa melihat wajah Sang Abi ketika lahir dan hanya sedikit waktu tuk bersama Ummi Aminah ketika kecil. Di luar sana pula, ada pula jutaan warga Palestina, Afghan, Suriah dls yang sudah familiar dengan kematian orang yang mereka cintai setiap harinya.


Di antara lika liku kehidupan, selalu ada awal dan akhir serta pertemuan dan perpisahan. Keduanya ada, dan karena itulah kita hidup. Tak mungkin kisah ini berawal tanpa ada akhir, dan tidak mungkin kita berpisah kecuali ada pertemuan sebelumnya. Dan satu hal yang pasti dari kematian, ia adalah muara dari setiap perpisahan keduniawian. 

Ketika kita telah lulus sekolah, SD, SMP, SMA atau bahkan kuliah, perpisahan dengan teman-teman kita mungkin hanya sekadar dalam dimensi ruang saja. Kita masih bisa bertemu dan bersama kembali di lain waktu. Namun jika dengan kematian?

Kematian ibarat ketika kita kehilangan seseorang, bahkan seisi dunia kita jelajahi kita takkan menemui sosoknya. Seisi lautan kita selami takkan menjumpai dirinya. Selus jagat raya kita obrak-abrik takkan membuatnya menampakkan dirinya. Kecuali sisa tubuhnya yang tak lagi berdaya. Terdiam. Membisu. Penuh tanda tanya.

Kematian? Sebegitu kejamnya-kah?


Islam selalu mengajarkan kita akan kehidupan setelah kematian. Dan kehidupan di dunia ini hanya awal dari segalanya. Awal yang akan menentukan semuanya. Sebuah awal yang takkan begitu lama.

Tetapi masih saja berat. Jika Allah bisa membuat kita hidup selamanya, bersama mereka yang kita cintai,  melakukan apa yang kita ingini, tanpa ada batasan usia, mengapa tidak ia buat demikian? Dia Tuhan. Dia pasti bisa lakukan apa saja. Iya khan? Iya khan? Jawab!!!

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
QS Al Baqarah 216


Karena setiap yang berawal pasti merasakan akhirnya, yang bernyawa pasti akan merasakan ajal menjemputnya. Dialah yang awal, dan akhir. Maka mari kita syukuri, bahwa kita atau orang yang meninggalkan kita setidaknya mendapatkan karunia berupa kehidupan, yang memungkinkan kita mengenalnya, dan mereka mengenal kita, meski dalam waktu yang tak begitu lama.








Tidak ada komentar: