Di sekitar kita terkadang kita
jumpai orang yang takut memulai sesuatu dengan beragam alasannya. Dari mulai
yang simpel hingga yang kompleks. Idealnya sebuah alasan memang dibutuhkan
sebagai bukti-bukti penguat agar kita dapat menentukan pilihan dengan baik.
Tapi, terkadang alasan-alasan tersebut lahir dari sudut pandang yang negatif
sehingga terbentuklah berbagai alasan yang justru membuat hal positif yang akan
kita lakukan mengalami status “pending” atau bahkan “canceled”
“Jangan pernah ragu dalam hal
kebaikan”
Lembaga dakwah kampus (LDK)
adalah satu diantara banyak hal di dunia kampus yang Insha Allah mendekatkan
individu di sekitarnya ke arah yang diridhoi Allah. Tetapi kadangkala muncul
beberapa hal menggelayuti pikiran kita terkadang ketika ingin masuk LDK.
Setidaknya hal itu juga yang muncul dari pengalaman saya dahulu kala.
Ngapain sih takut?
Hal
yang pertama berpotensi jadi pemicu keraguan adalah status. Status masuk LDK
akan otomatis menjadikan kita ADK alias aktivis dakwah kampus. Cieee namanya
keren bukan? Emang keren kok. Ga hanya di mata manusia lho, tapi di mata Allah
juga. Saking kerennya terkadang kita bahkan merasa status ini bisa jadi sesuatu
yang bisa kita banggakan.
Coba
pas ditanya orang tuamu, “Nak kamu ikutan apa aja disana selain kuliah” dan
kamu jawabnya, “ikutan lembaga dakwah kampus Bu”. Kira-kira apa yang Ibu kamu
rasakan? Bangga? Bahagia? Kagum? Dilarang senyum-senyum GR ya bagi yang
terlanjur jadi ADK ^_^.
Yeah,
mungkin tak sedikit orang tua yang akan kagum dengan hal tersebut. Demikian
pula beberapa orang temanmu nanti yang akan melihatmu dengan jaket identitas
LDK yang kau pakai. Dari mulai teman nongkrong, teman belajar, teman sekosan,
teman ngupil *oops, hingga teman ngapain aja, siapapun boleh jadi akan
melihatmu berbeda dengan status itu.
Trus
apa yang jadi masalah?
Pertama,
dengan perubahan status itu apakah ada perubahan tertentu pada diri kita dan
sekitar kita? Kebanyakan yang bikin risih adalah ketika perubahan itu membuat
orang akan memberi atensi lebih terhadap kekurangan kita atau kesalahan yang
kita perbuat.
“Eh
masa aktivis dakwah begini, begitu, bla bla bla”, salah satu sindiran yang
mungkin akan kita jumpai.
Kita
ngapain dikit aja, status juga dibawa-bawa. Alhasil ngerasanya nggak bebas,
terbebani, terkekang. Iya nggak?
Tapi
jangan takut kawan, mungkin memang banyak anggapan awam bahwa LDK adalah
kumpulan orang suci yang sempurna dalam segalanya. Padahal, tidak akan pernah
ada manusia yang sempurna kecuali yang ditakdirkan Allah ada pada diri seorang
Muhammad khan ya :D .
Dan
nyatanya, LDK bukan kumpulan orang-orang yang terbaik, karena LDK adalah
kumpulan orang berusaha menjadi lebih baik. Lebih baik dari tahun lalu, lebih
baik dari kemarin dan lebih baik dari hari ini.
Jadi
ngga ada alasan ngerasa ngga perfectlah, ngga panteslah, ngga matchinglah buat
masuk LDK dan jadi ADK cuy. No reason, that’s it.
Mau
mantesin diri dulu? Sampai kapan sob? Kita bahkan tidak tahu kapan masih
diberikan kesempatan yang sama. Setiap detik-detik yang kita lalui, tidak
pernah ada 0 persen peluang kita terhindar dari maut. Belum juga berbagai
nikmat seperti kesehatan, waktu luang, dan bahkan nikmat iman, naudzubillah
jika kehilangan yang satu ini, yang Alhamdulillah hingga saat ini bisa kita
rasakan.
Ga
usah nunggu suatu hari nanti, kalau sekarang bisa kenapa nggak?.
Coba
tengok, apakah setelah menjadi ADK ibadah kita makin rajin, apakah sikap dan
tingkah laku kita makin terjaga, apakah kita lebih berhati-hati dari perbuatan
yang mungkin akan berbuah dosa, dan hal lainnya yang positif. Jika semua hal
itu memang terjadi, disinilah yang harus kita takutkan kawan. Kita beribadah
karena status sebagai ADK atau ketika berbuat baik karena jaket LDK yang kita
pakai, dan itu terus menerus hingga kita lupa untuk melakukannya karena Allah.
Lagian
bukan tugas aktivis dakwah atau ulama aja untuk berdakwah, namun semua muslim
juga khan
Mungkin
di awal kita tertarik mendalami agama, berbuat baik dan bertingkah laku islami
lainnya terkesan “dipaksa” karena tuntutan aktivitas LDK, namun Insha Allah dengan
keikhlasan dan ketulusan akan ada taste yang berbeda nantinya. Allah ngga akan
pernah menjauh ketika ada umatnya yang mendekat bukan?
Lagian
masalahnya memang bukan perubahan status itu sih, ataupun sikap orang lain
ketika menyikapinya. Namun masalahnya ada pada diri kita menghadapi perubahan
status itu dan sikap orang lain ketika menyikapinya. So, ngapain ngeracunin
pikiran ama hal-hal parno tentang LDK.
Inget
sob, hidayah itu ngga dateng sendiri. Kita musti cari, kalaupun ada di depan
kita n kita diemin aja ya sama aja boong, cupslah.
Yuk
bareng-bareng menjadi lebih baik lagi.
Don’t say to yourself, “I wish I was a
better muslim”. No. Become it. Do it ! (Aneesah for IslamoGraphic.com)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”, (QS Ar Ra’du : 11)
Larilah
hanya menujuNya.
Meloncatlah
hanya ke haribaanNya.
Walau
duri merentas kaki.
Walau
kerikil mencacah telapak.
Sampai
engkau lelah.
Sampai
engkau payah.
Sampai
keringat dan darah tumpah.
Maka
kekhusyu’an akan datang padamu ketika engkau beristirahat dalam shalat.
Saat
kau rasakan puncak kelemahan diri di hadapan Yang Maha Kuat.
Lalu
kau pun pasrah, berserah.
Saat
itulah, engkau mungkin melihatNya, dan Dia PASTI melihatmu!
(Jalan
Cinta Para Pejuang - Salim A. Fillah)
2 komentar:
MasyaAllah AllahuAkbar. senyum" sendiri bacanya. Langsug nerawang ke diri sendiri, syukron.
izin share ya
Posting Komentar