Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Selasa, 29 Mei 2012

Ketika

Listrik padam. Kegelapan mencekam. Di antara sudut terduduk, diam. Naluri masih berbinar menikmati games sejak tadi siang, mendadak kaget, shock dan terbungkam. Sementara dingin tak ketinggalan. Ianya cepat menebar ancaman, membuat semuanya paham. "Udah malam, cepet banget", protesnya. Seakan waktu tak berkompromi dengannya.

Menanti. Baterai ponsel dan laptop sekarat membuatnya bersedih hati. Tak bisa berkata apa-apa lagi.

Terang. Seketika, secercah cahaya datang seiring lampu senter yang berhasil ditemukan, sedikit harapan. Namun, terlihat barang-barang berserakan. Menyulitkan ketika berjalan. Bahkan dalam kamar sendiri, tak banyak ruang untuk tubuh ini bermalas-malasan. Apalagi kalau bukan barang-barang "sialan" yang tak tahu diri menempatkan dirinya.

Tunggu apa salah mereka?

Perut meringkih, saatnya ia mendapatkan haknya tuk kembali berenergi. Mengambil dompet, satu-satunya yang selalu setia ketika ponsel tak lagi disini.

Berjalan. Tampak kegelapan segera berpadu dengan kesunyian. Jalanan lebih sepi dari biasa, ketika banyak lalu lalang kendaraan ataupun pejalan kaki yang menghiasinya.

"Mang, pesan nasi goreng ya".
"Pedas apa nggak mas?"
"Sedang aja, cepetan ya"
"Sip"

Enak. Begitulah semua yang lidah rasakan, ketika perut kosong seperti sekarang. Lahap, ia habiskan lebih cepat dari pada saat nasi goreng itu dibuat.

"Berapa semuanya Mang?"
"Delapan ribu mas"
"Hmmmmm, Mang nasinya nanti saya bayar ya"

Berlari. Menutupi malu ketika beberapa orang di warung tadi mendengarnya. Bagaimana sang dompet tak terisi, sementara nasi telah penuh berada di dalam perut sendiri.

"Ke ATM saja, pasti merepotkan cari duit di kamar gelap-gelap gini", kata ide kepadanya.

Berlari, memasuki kawasan kampus yang tampaknya tak terkena pemadaman bergilir serupa. Mengarah ke ATM dengan bangunan kecilnya yang berdiri megah.

"Jleeb"

Terdiam. Kartu dilahap. "Mesin gobloook", teriaknya seraya hendak memukulnya. Tetapi seketika sadar akan kamera CCTV yang ada, bisa berbuntut panjang masalah.

Ditekannya tombol-tombol yang ada satu persatu, sedikit digoyang-goyangkan pula mesin gemuk uang itu. Tidak ada hasil. Nihil.

Menghela nafas.

"Astaghfirullah"
Bergegas ke masjid, ingat belum sholat Isya'.
Teringat pula deretan agenda yang tak jadi terlaksanakan, sementara beberapa lainnya setia menunggu hingga deadline tiba


Jangan tunggu musibah lebih besar datang. Segera perbaiki dari sekarang !!!
Karena terkadang, masalah datang juga sebagai peringatan. :)







Kamis, 17 Mei 2012

Sajak Sajak Kematian

Waktu berjalan begitu cepat. Hingga tak terasa satu persatu orang yang ku kenal dekat, telah pergi kepada-Nya tuk menghadap. Yeah, terlalu cepat. Bahkan terkadang waktunya terasa tak adil, ingin sekali menemani mereka satu persatu ketika di detik-detik terakhir. Tetapi apa daya? Takdir.


Tentang kematian, aku mungkin masih beruntung. Jauh lebih beruntung daripada Nabi Muhammad yang tidak pernah bisa melihat wajah Sang Abi ketika lahir dan hanya sedikit waktu tuk bersama Ummi Aminah ketika kecil. Di luar sana pula, ada pula jutaan warga Palestina, Afghan, Suriah dls yang sudah familiar dengan kematian orang yang mereka cintai setiap harinya.


Di antara lika liku kehidupan, selalu ada awal dan akhir serta pertemuan dan perpisahan. Keduanya ada, dan karena itulah kita hidup. Tak mungkin kisah ini berawal tanpa ada akhir, dan tidak mungkin kita berpisah kecuali ada pertemuan sebelumnya. Dan satu hal yang pasti dari kematian, ia adalah muara dari setiap perpisahan keduniawian. 

Ketika kita telah lulus sekolah, SD, SMP, SMA atau bahkan kuliah, perpisahan dengan teman-teman kita mungkin hanya sekadar dalam dimensi ruang saja. Kita masih bisa bertemu dan bersama kembali di lain waktu. Namun jika dengan kematian?

Kematian ibarat ketika kita kehilangan seseorang, bahkan seisi dunia kita jelajahi kita takkan menemui sosoknya. Seisi lautan kita selami takkan menjumpai dirinya. Selus jagat raya kita obrak-abrik takkan membuatnya menampakkan dirinya. Kecuali sisa tubuhnya yang tak lagi berdaya. Terdiam. Membisu. Penuh tanda tanya.

Kematian? Sebegitu kejamnya-kah?


Islam selalu mengajarkan kita akan kehidupan setelah kematian. Dan kehidupan di dunia ini hanya awal dari segalanya. Awal yang akan menentukan semuanya. Sebuah awal yang takkan begitu lama.

Tetapi masih saja berat. Jika Allah bisa membuat kita hidup selamanya, bersama mereka yang kita cintai,  melakukan apa yang kita ingini, tanpa ada batasan usia, mengapa tidak ia buat demikian? Dia Tuhan. Dia pasti bisa lakukan apa saja. Iya khan? Iya khan? Jawab!!!

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
QS Al Baqarah 216


Karena setiap yang berawal pasti merasakan akhirnya, yang bernyawa pasti akan merasakan ajal menjemputnya. Dialah yang awal, dan akhir. Maka mari kita syukuri, bahwa kita atau orang yang meninggalkan kita setidaknya mendapatkan karunia berupa kehidupan, yang memungkinkan kita mengenalnya, dan mereka mengenal kita, meski dalam waktu yang tak begitu lama.








Selasa, 08 Mei 2012

Tujuan Hidupku Apaan Ya?

Kemarin malam, Senin 7 Mei 2012, alhamdulillah aku berkesempatan dipertemukan dengan kembali seseorang hebat. Dia satu diantara sekian banyak orang yang ku masukkan kategori hebat, karena ilmunya, agamanya, prestasinya, visinya, dll

Subhanallah, malam itu saya mengikuti acara TFT atau biasa disebut Tahsin For Trainers. Dan malam itu Kang Cecep, nama beliau berkenan datang dari Bandung kota ke sekre SKI memenuhi undangan kami.

Langsung saja, hal yang bisa saya tangkap disana meski saya datang terlambat yaitu tentang tujuan hidup.

Sebelumnya saya ingin bertanya kepada pembaca blog saya sekalian, tujuan kamu hidup apaan sih? Loe hidup buat siapa? Buat ngapain? Buat apaan? 




Well, ketika seorang muslim ditanya seperti itu kata si akang mah pasti banyak yang jawab, "untuk meraih ridho Allah", "beribadah", dls. Iya khan?

Nah menurut beliau, tujuan hidup itu harus jelas, detail, spesifik. Kita tentunya ingin supaya hidup kita bisa bikin ntar pas di akhirat masuk surga khan pastinya? Tetapi ketahuilah banyak peran yang bisa kita lakukan untuk meraih surga Allah lho.

Ibarat di antara sahabat Rasul tuh ada sosok Abu Bakar, Umar, Ali, Usman, dls. Kita bisa memilih sosok kita sendiri. Nah setelah sosok idaman dari diri kita udah ada, tinggal nih gimana cara mencapainya. 



Tapi biasanya masalah pertama rada abu-abu, kita pengen jadi kayak gimana sih? CIta-cita kita? Sosok idaman dari kita atau biasa disebut the really I am. 

Itu semua bergantung pada potensi diri kita masing-masing menurut Kang Cecep. Kita bisa cari potensi diri kita gimana, atau tanya ke orang lain kita cocoknya tuh gimana menurut mereka. Bukan tanya ke dukun yang ngga tau apa apa lho ya, ntar tau tau dia bilang "tanggal lahir kamu bla bla bla, kamu cocoknya kerja di air" wkwkkw

Next,
untuk mempermudah mencapai tujuan hidup kita, kita harus bisa membuat tujuan-tujuan kecil, ibarat short term dan long term gituloh. Tujuan ini ibarat misi pas kita maen games, yang harus kita selesaikan. Tapi dengan demikian semuanya teratur, terencana, dan bisa meminimalisir hal ngga jelas dalam hidup kita yang singkat ini.

Nah pas malam itu juga, Kang Cecep kasih contoh tuh perencanaan hidup beliau kayak gimana. Subhanallah, pas saya ngeliat keren banget deh. Semua terencana banget. Ini bahkan bisa ngalahin diary ala cewek men. Menurut Kang Cecep, hal yang begituan tuh namanya Self Management atau bisa disebut Manajemen Diri. Dengan menuliskan target-target kita rasanya kita ngga bakal bisa diem gitu, kita pengen banget nyelesaiin itu. Termotivasi.



Konsep yang sama kayak yang ada di video Danang Pembuat Jejak sih. Namun yang dicontohkan Kang Cecep ini lebih kompleks. Kalau kita pengen bikin begituan, bisa dibuat per semester, pas jadwal kita udah FIX tuh. Jadi ketauan kita semester ini udah ngapain aja selain kuliah. Hafalan nambah ngga? Kamar masih berantakan ngga? Muka masih cakep ngga? hahaha

Ribet dan ruwet sih kawan kalau ngeliatnya dari kejauhan. Tapi aku jadi sadar juga sih, kalau bikin begituan tuh pasti waktu yang kita sia siakan untuk hal "NGGAK JELAS" bisa diminimalisir, karena kita selalu punya misi-misi dalam minggu ini, dalam semester ini dan dalam tahun ini dst.

Hidup ini pendek lho kawan. Iya khan? Aku juga baru nyadar udah semester 4 tapi aku masih gini-gini aja. Jangan tanya softskill deh, mental masih mental tempe dls perlu berbenah dan terus berbenah. Gimana dengan kalian? Well, jangan diem aja kawan. Salah satu cara untuk terus termotivasi memperbaiki diri, ya bisa ketemu ama orang-orang hebat seperti Kang Cecep yang saya ceritakan.

Apa sih pentingnya?

Nah kalau kita udah punya tujuan yang jelas, kita bisa memaksimalkan diri kita dalam mengambil peran. Entah mau jadi pejabat, nelayan, guru, engineer, presiden dls kita bisa melakukannya dengan sebaik-baiknya gituloh.. Jadi jelas.

Oia, ini nih ada video kesukaan saya tentang tujuan hidup. Dibikin anak UI, keren banget lho :)

Saya ngga pernah bosen liat ini pas galau. 









Gitu doank deh, makasih buat yang baca ya. :)

Assalamualaikum