Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Senin, 15 April 2013

Watashi wa Anata na Shinjite iru, Minna-san

Kepercayaan adalah salah satu kekuatan ternyata. Ketika aku menceritakan peliknya momen di awal saat itu, sahabat pena sekaligus kakak dunia mayaku, Kak Tata memberitahuku. "Kamu harus belajar percaya dengan orang lain. Apalagi mereka teman-temanmu dek", begitulah kira-kira katanya.

Dan memang, ketika dirasakan The power of faith benar-benar meringankan beban. Karena semakit rasa kecewa yang ada, justru semakin menjadi-jadi dampak buruknya. Emosi tidak lagi stabil. Mudah tersinggung. Mudah marah. Jarang tegur sapa. Dan yang paling bahaya ketika kebencian menyerang. Disertai amarah yang sebenarnya justru membakar kebaikan. Ketika kebaikan-kebaikan yang ada terbakar dan jadi arang, lalu apa yang kita dapatkan kecuali kerugian besar?



Nabi Muhammad S.A.W. bersabda : ” telah terjangkit kepadamu penyakit umat-umat yang sebelum kamu, yaitu: dengki dan mudah tersinggung. Mudah tersinggung itu adalah ibarat gunting. Aku tidak mengatakan gunting rambut, akan tetapi gunting Agama. Demi Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya ! engkau tidak akan masuk surga, sehingga engkau beriman. Dan kamu belum tergolong insan yang beriman, sebelum kamu kasih mengasihi. Sudahkah aku beritakan kepadamu , apa Yang menetapkan demikian bagimu? Tebarkan Salam di antara kamu ! ”( H R : Turmudzi dan As Zubair ) 

Lalu sebaliknya, jika kepercayaan itu dikukuhkan. Pemikiran positif terus datang, dan akan memicu semangat diri untuk terus dan terus memperbaiki diri. Sebaliknya jika menyalahkan orang lain, dan belum tentu mereka merasa bersalah, bukan solusi muaranya.

Berikut adalah percakapan suatu ketika ketika rapat divisi yang diketuai C hendak dimulai. Temannya, A tidak hadir padahal acara mereka sudah dekat dan pekerjaan mereka cukup berat.

C : "Kawan-kawan ada yang tau ngga kenapa si A tidak hadir?"
B  : "Ahhh kayaknya ketiduran lagi tuh bocah. Parah gue udah capek-capek bangun pagi. Mandi. Nungguin daritadi. Masak ngga bisa profesional sih."
C: "Oh mungkin agenda lain bro. Saking pentingnya, lupa menginformasikan izin tidak bisa ikutan. Yuk kita doakan aja semoga Allah melancarkan agendanya sehingga di rapat kita lain kali bisa hadir.
B: "Ah ngga kok, cuman dianya aja. Semalem aku berpapasan ama dia kok. Jam 12an di depan PGA. Dia naik motor kayaknya habis seru-seruan tuh"
C: "Kok kayaknya. Belum tentu juga khan. Kita main-main deh nanti habis rapat ke rumahnya, ngecek tanya kabarnya sekalian silaturahmi sebelum berprasangka.
B : Tapi bener kok C, saya tahu sendiri dia ambil banyak amanah di luar. Mungkin udah setengah hati bersama kita disini.
C : Oh ya. Jika benar, luar biasa sahabat kita khan itu. Amanahnya banyak mungkin di luar, artinya banyak orang yang mempercayai dia. Jika orang lain bisa mempercayai dia, mengapa kita saudara seperjuangannya juga enggan percaya. Dia temen lu khan sob? Temen kita khan?
B : Hmm, iyasihh. Tapi khan... enak aja dia lari tanggungjawab ini.
D : Belum tentu lari sih, kadang kita pengeeen ngelakuin sesuatu, tapi kita emang lagi dalam kondisi nggak bisa.
C : Yup, dan keinginan itu kita sendiri nggak tahu. Sayang kalo menjudge dia macem-macem.
B : Trus gimana nih kerjaan kita makin berat.
C : Artinya kita harus lebih kerja keras.
D : Setuju! Kita percaya aja, Allah beneran ngga ngasih ujian yang selalu sanggup dihadapi hamba-Nya.
B : Tapi kalo ngga selesai gimana nih?
C : Khan belum dilakuin. Yuk dicoba dulu semaksimal mungkin.
D : yuk. Gue setuju
B : Oke deh.

Indah bukan cuplikan percakapan singkat di atas? :)

Mungkin ada jutaan alasan untuk menyalahkan orang lain, namun ada ratusan juta alasan lainnya untuk tetap mempercayainya.

CEO BM ITTelkom, kak Fardan pernah berkata, "Akhi, kita tidak akan pernah tahu titik balik dari teman kita. Terus dan terus diingatkan. Sabar. Karena hidayah hanya Allah yang tahu, bukan kita yang menentukan".

Dan sebuah pelajaran dari surat yang pendek dan mudah dihafal, namun sangat dalam dan luar biasa.

1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Susah ya? Memang. Bukan perjuangan namanya kalau enggan bersusah payah. Bukan pengorbanan namanya jika enggan bersabar. Dan mungkin pengorbanan dari hati, akan menyentuh hati lainnya.


Langit yang begitu menjulang indah
Gunung yang begitu kokoh nan kuat
Justru manusia yang Allah beri amanah
Jika Allah saja percaya kita, mengapa kita enggan mempercayai saudara kita
Terus dan terus belajar lagi yuk bersama


“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. ....” (QS Al-Ahzab: 72)




 2013, I BELIEVE WE CAN, 
How About You?




Tidak ada komentar: