Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Rabu, 19 Oktober 2011

Ikut Aksi Tanpa Refleksi, Apa Kata Dunia?



Mahasiswa, makhluk berpendidikan yang masih saja bisa dibilang langka di negeri kita. Kemiskinan yang menjerat dimana-mana dan biaya pendidikan yang memang menjulang takkan pernah dijangkau setiap generasi muda. Tak pelak status mahasiswa boleh saja dibilang membanggakan jika dilihat secara seksama.

Tetapi kadangkala status ini juga cukup membuat hati kecewa. Tengok mereka yang duduk di singgasana kekuasaan, banyak dari mereka dulu juga mahasiswa vokal, menyuarakan perubahan, tetapi sama saja ketika sudah masa mereka menerima giliran. Korupsi, dan berbagai penyelewengan ibarat hal yang tak tertahankan. Idealisme terbeli dengan harga yang mungkin tak bisa disetarakan. Semua dianggap masa lalu, dan masa kini adalah sebuah kepentingan.

Juga lain halnya dengan prestasi yang diukir mahasiswa Indonesia tercinta. Beraneka rupa, dari yang tawuran masal hingga memang membanggakan bangsa di mata dunia. Dan kita harus menyadari, bangsa ini adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki harapan besar dan membutuhkan orang-orang yang memang bisa memberikan pengorbanan besar bukan untuk sekadar hal fana semacam kekuasaan, ataupun tanda simaptik dari orang.

Anda mahasiswa, Anda pemuda, lalu apa? Terlepas dari status mahasiswa Anda, menjadi mahasiswa bukan sekadar untuk bergaya dengan almamater yang Anda banggakan di depan kaca, juga bukan untuk berteaterikal seakan Anda pahlawan pembawa perubahan. Please, sadarlah, mereka juga melakukan hal yang sama.

Mereka runtuhkan tirani demi kekuasaan tertinggi yang katanya untuk rakyat dan dari rakyat. Dan kini mereka bahkan lupa setiap hari yang mereka makan berasal dari rakyat. Rakyat yang merintih di tengah kekayaan negeri ini, rakyat yang menangis di antara janji-janji pemikat yang tak lain bak nyanyian berkarat.

Anda itu berpendidikan. Bukan mereka yang ikut aksi dengan bayaran. Atau mereka yang memang mahasiswa abal-abal, berdendang ria mengatakan, “Inilah aku, kaum intelektual di negeri ini. Akan membawa perubahan. Akan menebar kesejahteraan. Inilah aku”

Sebuah kata-kata yang amat membanggakan bagi saya pribadi sekaligus sindiran pahit datang dari seorang Bima Arya, politikus muda yang dulunya sempat berposisi sebagai pengamat tenar di TV swasta, ketika awal menginjakkan kaki dengan status mahasiswa, “Pemuda sekarang itu banyak yang teriak perubahan, tetapi jika diserahi wewenang tidak memiliki kecakapan.” Berkoar-koar bak singa kelaparan tanpa ada arahan. Pertanggungjawaban? Nol besar. Apakah itu yang Anda inginkan? Menjadi sekian diantara mereka, mantan agen perubahan yang akan segera tergilas perubahan?

Anda akan hilang kawan, hanya menjadi terkamanan generasi muda selanjutnya yang akan melanjutkan aksi tusuk belakang. Mensimfonikan kemerdekaan, tetapi sama saja tidak bermoral. Anda mahasiswa? Maka, beraksilah dengan sebenar-benar tujuan mulia. Jangan bernada Anda bisa, tetapi tiada juga memiliki noda. Jangan berlagak Anda cerdas, tetapi berperilaku kurang waras. Jangan berkata mereka salah tetapi Anda juga tak mampu lebih baik.


Ikut aksi tanpa misi,

demo sana dan disini,

tetapi diam hati nurani,

ketika amanah diemban sendiri tiada perubahan berarti.

Penuhi almari dengan setumpuk prestasi,

buktikan diri mampu berkreasi,

berguna bagi siapa saja yang disayangi,

bukan hanya sekadar cari sensasi.

Refleksikan aksimu

Dengan semangat pantang ragu

Giat berprestasi di tiap denyut nadimu

Disertai tanggung jawab yang tak hanya melagu


Raffa Muhammad

Telecommunication Engineering 2010,

Telkom Institute Of Technology

Tidak ada komentar: