Halaman

Assalamualaikum, welcome

Sebuah eksplorasi hati...

Rabu, 06 Oktober 2010

Surat untukmu, Nak : Jadilah seseorang yang pantas…


Bandung, 6 Oktober 2010
Indah nian perangaimu
Tak bisa terbayangkan oleh diri ini
Tak bisa terangkai oleh lidah ini
Tak bisa terbesit sedikitpun dalam hati
Karena aku tahu engkaulah buah hatiku
Anugrah indah dariNya dan buah cinta dengan bundaimu
Assalamu’alaikum Wr Wb duhai anakku tercinta

Salam sejahtera untukmu wahai penerus keturunanku. Ku awali surat ini dengan sebait puisi sederhana. Tahukah engkau mengapa? Jikalau dengan hati kau baca itu pastilah kau ketahui betapa bersyukurnya diriku ketika Allah menganugrahkanmu kepada kami, Ayah dan bundamu. Ku tak bisa membayangkan rupamu, tangis manjamu, senyum indah di wajahmu membuatku bahagia tak terkira. Tapi seiring waktu berlalu, tangis tawa di nafasku, hitam putih dijalanku ku yakin engkaulah yang terbaik untukku.

Betapapun adanya dirimu, ku kan menerimamu setulus hatiku, mengayomimu sepenuh jiwaku dan melindungi dirimu dengan seluruh diriku. Memang ku dambakan dirimu terlahir sebagai laki-laki adanya sehingga bisa melindungi dan mengayomi adik-adikmu kelak, tapi jikalau perempuan itupun alhamdulillah karena ku yakin Dialah yang Maha tahu yang terbaik untukku.

Dambakan buah hati dari cinta suci
Terlahir bersih nan fitri
Penuh dengan potensi akhlaq terpuji
Cerminan akhlaqul karimah dalam diri
Calon seorang pemimpin sejati
Tak gentar kanan dan kiri
Pembela panji agama hingga mati

Kau lahir dari sebuah cinta suci anakku. Cintaku dan bundamu yang hanya karenaNya kami mencinta. Cinta dengan penuh ketulusan dan cinta dengan sepenuh jiwa bagaimana semestinya mencinta seperti sunnah RasulNya. Cinta yang tak sekadar turun dari mata ke hati, juga bukan berlandaskan materi ataupun penampilan diri.

Memang ketika ku tulis surat sederhana ini, ketahuilah masih tak terbayang siapa bundamu. Bahkan aku masih rapuh anakku. Masih seorang remaja mahasiswa semester pertama yang ceroboh dan kerap terjerumus dalam bahaya. Belum sekalipun pantas menjadi sosok Ayah untukmu ataupun pemimpin rumah tangga bagi bundamu tercinta.

Yang pasti, ku yakin kau pun lahir dengan hati bersih suci bak air teramat jernih tanpa satupun noda mau menghampiri. Dari sebuah rahim seorang wanita sholehah yang selalu tunduk pada Ilahi dan mengamalkan kehidupan Islami. Kau dipenuhi potensi dengan akhlaq terpuji yang ditakdirNya tuk digali. Bak sebuah tambang minyak di tengah gurun gersang yang panas. Kau berpeluang menjadi apapun yang kau ingini di dunia ini tentunya dengan Al Quran dan As Sunnah sebagai petunjuk diri.

Aku tak mau bertinggi kata
Tak mau berbukit kalimat
Ataupun bergunung paragraf
Tuk mengungkapkan harapanku kepadamu
Hanya sebuah pinta sederhana
Untukmu wahai ksatria mungilku
Jadilah seseorang yang pantas
Dicipta olehNya dan berbakti sebagaimana semestinya semua manusia dicipta
Menegakkan tiang-tiang agamaNya
Dengan sepenuh jiwa dan raga

Harapanku hanya sebatas makna puisi itu anakku. Tanpa berpuluh himbauan ini itu agar kau mau jadi seperti mauku. Cukuplah menjadi yang kau inginkan tentunya sesuai yang telah Allah gariskan halal tuk kau kerjakan. Masa depanmu pun ada di tanganmu. Semua bergantung padamu, bahkan nikmat iman dan Islam dariNya sekalipun. Aku tak kuasa selalu mengontrolmu. Tak kuasa mengetahui pola pikirmu, mempengaruhi akal sehatmu ataupun menggariskan keadaanmu di masa depan. Hanya sekadar mengarahkan dan mencontohkan, menasehati dengan hati dan melindungi dengan diri ini. Sebatas itu dan memang hanya bisa sebatas itu.

Anak Soleh Cahaya Mata
Buah Hati Belahan Jiwa
Terpancar Indah Dari Matanya
Cerminan Kalbu Yang Mulia
Jujur Lagi Periang Jua
Penegak Nilai-nilai Agama
Taat Pada Ayah dan Bunda
Anak Sholeh Yang Istimewa
Reff:
Dikala Ujian Tlah Tiba
Sabar Ia Menghadapinya
Dikala Nikmat Diterima
Puji Syukur Kepadanya
Firman Allah Ditegakkan
Sunnah Rasul Dijalankan
Cita-cita Perjuangan
Tujuannya

Aku suka menyenandungkan nasyid itu ketika bermuhasabah anakku. Ketika aku bersikap tak sewajarnya kepada sekitarku. Ketika Ayah dan Bundaku kesal melihat tingkahku. Ketika jalur kebenaran telah terlalu jauh ku tinggalkan. Aku pun berniat menyenandungkanmu nasyid serupa saat kau lahir nanti. Mengajarkanku tentang dunia dengan berbagai kenikmatan yang fana. Memperlihatkanmu kemunafikan yang ada dan peranmu tuk memberantasnya. Setelah sebelumnya masalah tauhid tlah kau pahami dengan seksama.

Ibarat kapal tanpa arahan mercusuar ketika malam
Layaknya berjalan dalam kegelapan tatkala tanpa penengaran
Sunyi senyap dan kau pun bisa hilang tanpa sebab
Kecuali kau pegang teguh tangan ini
Agar menuntunmu ke arah cahaya
Cahaya kenikmatan ketika mencinta hanya karenaNya

Bertanyalah anakku. Ketika tidak kau temui kebenaran dalam hatimu. Memicu kegundahan yang teramat menggelorakan dirimu tuk mengerti. Bertanya. Jikalau kau pun belum puas, aku kan berusaha mencari tahu dan perbaiki diri agar tak membuatmu diam. Berdiam dalam keluh kesah yang terpendam dengan ketidaktahuan makna hirarki hidup yang tak hakiki. Membuatmu diam dalam kegundahan, bertemankan sunyi dalam keramaian, dan bercengkerama dengan kehampaan.

Maka itu janganlah kau anggap ini Ayah biasamu, aku juga sahabatmu, tempatmu berkeluh kesah ketika masalah duniamu merisaukanmu. Begitu pula dengan bundamu jika memang kepadanya kau lebih merasa pas tuk mencurahkan isi hatimu.

Air mataku mengalir ketika kau terpejam dengan senyumku
Mungkin amarahku bisa membutakan hatiku
Memperburuk perangaiku
Menafikkan hatimu kepadaku
Tapi ketahuilah tangis ketakutanmu lebih merisaukanku
Kesedihanmu kan buatku bertemankan khawatir dalam waktuku
Maka ingatkanlah aku ketika lalai anakku
Seperti halnya ku ajarkan kau dulu
Tegurlah aku dan tuntun aku
Agar ku bisa senantiasa mencintaimu
Tak memaksakan egoku kepadamu
Seperti halnya ketika kau mencintaiku dengan baktimu dan hormatmu padaku

Tumbuhlah sebagai Muslim ksatria, yang gagah berani tanpa kenal lelah. Memang kebenaran makin ternistakan di dunia ini. Tapi janganlah gentar anakku. Sekalipun jangan. Karena ku yakin kau kan jadi seseorang yang pantas, pantas dicipta dan melakukan semestinya yang harus dilakukan seorang hamba kepada penciptaNya. Do’aku kan selalu ku panjatkan untukmu di tiap langkah kebaikanmu.

Tidak ada komentar: